AD (728x60)

Minggu, 11 Desember 2016

Pukis: Kue Tradisional yang Tetap Populer

Share & Comment

Dewasa ini, banyak kue-kue modern yang populer di masyarakat.  Dunia kuliner memang terus berkembang hingga banyak varian kue yang bermunculan, baik itu modifikasi dari jenis kue yang sudah ada maupun inovasi baru dari para penggemar pastry. Sebutlah cheesecake lumer, rainbow cake, muffin, red velvet, cup cake, dan masih banyak lagi. Namun, satu hal menarik adalah keberadaan kue tradisional. Bagaimana dengan kue tradisional dan jajanan pasar lainnya? Apakah telah kalah pamor dengan kue-kue modern?

Tentu saja tidak. Keberadaan kue tradisional masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Di jajaran kue-kue berpenampilan cantik yang kadang kita susah nyebutin namanya, masih banyak kok pedagang kue tradisional. Salah satunya adalah pukis. Kue pukis yang kita kenal sampai saat ini merupakan salah satu jenis kudapan yang berasal dari Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah. Begitulah seterusnya kue pukis menyebar ke daerah Surabaya,  Jakarta, Bandung, dan hampir seluruh nusantara.



Kita bisa menemukan kue pukis yang dijual di pinggir-pinggir jalan di waktu pagi dan sore hari.  Kue pukis memiliki bentuk dan warna yang khas, yakni kuning kecoklatan. Kue ini dibuat dari campuran tepung terigu, gula pasir, telur, santan, dan ragi. Adonan pukis dicetak pada cetakan berbentuk setengah lingkaran. Para pedagang pukis biasanya membuat kue ini langsung di gerobak tempat ia berjualan. Tentu saja aroma kue pukis ini mengundang para pejalan kaki untuk mencicipinya. Kue ini dijual seharga 1000-1500/ buah.

Kue yang bercitarasa manis ini pada awalnya memang dijual tanpa toping. Namun kini setelah kue pukis masuk ke toko-toko kue besar dan diolah oleh para professional di bidang pastry, kita banyak menjumpai varian toping menarik pada kue pukis ini. Keju, coklat, sukade, kismis, kurma, dan masih banyak lagi. Begitupun dengan adonan kue, kini telah dimodifikasi dengan aroma pandan ataupun dengan campuran cokelat hingga kue pukis menjadi lebih banyak pilihan rasa dan warna. Maka tak heran jika sampai saat ini pukis menjadi kue tradisional yang tetap populer.


Namun menurut saya, tetap saja pukis asli yang berwarna kuning kecoklatan tak tergantikan. Apalagi ketika baru diangkat dari cetakan kue, disantap selagi hangat dengan teh panas. Duduk di bangku kecil dekat gerobak sambil menikmati suasana pagi yang sejuk yang belum tercemar polusi. Ah, nuansa tradisionalnya dapet banget. 
Tags: ,

Written by

Blog yang berisi informasi kuliner, sharing ilmu tata boga dan food photography.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Popular Content

Recent Posts

Silahkan bergabung dengan kami...

Copyright © Dapur Katumbiri |